Kegiatan

Proses Hull dan Fabrikasi Kapal Tugboat

Fabrikasi merupakan tahap awal dari manufaktur. Proses fabrikasi dilakukan dibengkel
fabrikasi yang memproduksi komponen-komponen untuk hull construction. Material plat dan
profil yang masuk ke bengkel fabrikasi terlebih dahulu di blasting untuk menghilangkan
lapisan millscale yang ada pada lapisan material. Setelah di blasting kemudian material di cat
dasar (shop primer) dengan ketebalan 18-25 micrometer agar tidak rusak dalam proses
fabrikasi. Cat ini untuk melindungi material dari korosi maupun bertahan antara 3-12 bulan
(bersifat sementara). Untuk proses pengerjaan blasting dan shop primer dibawah pengawasan
bengkel cat. Setelah di blasting dan shop primer baru bisa diproses di bengkel fabrikasi.
Proses fabrikasi terdiri dari straightening, marking, cutting, dan forming. Sebelum
proses tersebut dilakukan terlebih dahulu mengidentifikasi material sudah diklasifikasikan dan
mengecek number plate dengan daftar yang terdapat pada class tersebut. Setelah selesai
diidentifitikasi maka biro klasifikasi akan menandatangani pemeriksaan plat tersebut.
Proses pengerjaan material :

1. Straightening
Dalam proses pengangkutan material baik plat maupun profil dari pabrik maupun dari
gudang penyimpanan meterial kadang terjadi deformasi ataupun bengkok karena benturan
atau yang lainnya, hal ini akan mempersulit proses marking dan cutting, sehingga dapat
menyebabkan kurangnya akurasi dalam marking maupun cutting. Untuk meluruskan plat
digunakan mesin roll yang dapat memberikan tekanan pada bagian yang deformasi maupun
tertekuk. Sedangkan profil menggunakan mesin tekuk.

2. Marking
Setelah material tersebut siap diproses maka marker harus mencocokkan plat dan profil
yang akan di marking. Jika sesuai maka dapat dilakukan proses marking.

3. Cutting
Proses ini merupakan pemotongan material-material yang telah melalui proses marking.
Apabila marking tersebut disetujui oleh QA (quality assurance) maka pemotongan dapat
dilakukan. Dalam proses pemotongan banyak faktor yang mempengaruhi hasil pemotongan,
misalnya operator. Keahlian operator sangat berperan penting dalam menentukan kualitas
hasil potongan. Hal ini sangat terlihat sekali pada proses pemotongan dangan manual(brander). Faktor lain yang mempengaruhi adalah akurasi pemotongan pada mesin tersebut.
Apabila hasil proses pemotongan kurang halus maka dilakukan penghalusan dengan gerinda.
Kebanyakan hasil dari setiap proses pemotongan digerinda, agar dalam proses berikutnya
lebih mudah dan cepat. Kemudian material hasil proses pemotongan jika memerlukan
pembentukan (bagian lengkung) maka langsung dilakukan bending atau roll maupun fairing.
Material yang tidak memerlukan pembentukan langsung masuk ke bengkel assembly untuk
diproses penggabungan dengan komponen lain, proses ini disebut proses sub assembly.

4. Forming
Banyak bagian kapal yang berupa lengkungan, maka dari itu proses forming sangat
diperlukan dalam pembuatan kapal. Berdasarkan proses pengerjaan, proses forming dibagi
menjadi 2 (dua) jenis yaitu mechanical forming dan thermal forming. Mechanical forming
merupakan proses yang sering dilakukan adalah pembentukan kulit lambung dan
pembentukan frame. Thermal forming merupakan proses ini dilakukan untuk membuat
bentuk-bentuk tiga dimensi atau penyempurnaan bentuk dari plat yang telah dilakukan
bending dengan mesin tekuk ataupun mesin roll. Pada proses ini dibutuhkan keahlian dan
keterampilan yang cukup karena tidak ada metode yang baku dalam proses pekerjaan.
Bengkel fabrikasi ini akan menghasilkan komponen-komponen yang digunakan dalam sub
assembly pada bengkel assembly

d. Sub assembly dan assembly
Proses assembly ini merupakan kelanjutan dari proses fabrikasi. Proses pengerjaannya
dilakukan dibengkel assembly, dalam proses ini mempunyai tiga tahap utama yaitu :
• Sub assembly
Sub assembly merupakan proses penggabungan komponen-komponen dari bengkel
fabrikasi menjadi blok-blok kecil (part assembly). Komponen-komponen tersebut masih
berupa plat dengan potongan lurus (parallel) maupun tidak lurus (non parallel), plat yang
telah dilengkungkan dan lain-lainnya seperti bagian-bagian pipa. Sebagian contoh proses
pada sub assembly adalah penggabungan antara merakit sekat, merakit web frame, dan
plat dengan plat.

• Assembly
Proses assembly adalah proses penggabungan part assembly yang telah di sub
assembly menjadi sebuah blok. Blok yang dibangun diperhitungkan beratnya sesuai
dengan kemampuan crane.

e. Erection
Erection merupakan kegiatan penyambungan ring blok kapal menjadi satu bagian kapal
yang utuh. Kegiatan erection biasanya dilakukan di building berth. Aktivitas erection dimulai
dengan proses keel laying kemudian penyambungan blok hingga superstructur.
f. Pengecatan (painting) pada lambung kapal.

Hits: 120

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

five × 5 =

Back to top button